Apakah arang aktif itu? Arang aktif (arang jerap) dihasilkan oleh pemanasan atau pembakaran kayu, tempurung kelapa atau tulang-tulang hewan tanpa adanya zat asam (oksigen) dalam tungku khusus dengan suhu sangat tinggi antara 800-900 derajat Celcius sampai partikel-partikel carbon terbentuk dan untuk menghilangkan karbon dioksida dan zat-zat lainnya. Proses ini menghasilkan struktur pori-pori dengan permukaan yang sangat luas.
Sebelum abad ke-19 yang digunakan adalah arang biasa (bara api yang padam), tetapi daya ikatnya (daya adsorbsinya) hanya kira-kira seperempat daya ikat arang aktif yang kita kenal sekarang. Arang, bilamana diaktifkan, mempunyai daya ikat sampai empat kali lipat dari arang yang biasa
Arang aktif, atau biasa juga disebut karbon aktif, activated charcoal atau carbo adsorbens, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar atau luas. Hal itu diperoleh dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Berbagai catatan mengatakan, hanya dengan 1 gram saja bubuk karbon aktif atau arang aktif mempunyai luas permukaan kira-kira 500 meter bujur sangkar (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Walaupun pengaktifan biasanya hanya untuk tujuan memperbesar luas permukaannya saja, namun usaha itu juga berkaitan dengan peningkatan kemampuan daya adsorpsi (daya ikat) arang aktif itu. Demikian menurut ensiklopedia bebas Wikipedia edisi bahasa Indonesia.
Menurut Raymund Hall dan M. Baldwin dalam bukunya, arang aktif didefinisikan sebagai bentuk karbon yang tidak mempunyai bentuk yang tetap dan yang penuh dengan pori-pori, yang terjadi oleh destilasi destruktif dari hampir semua bahan berkarbon, seperti kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, dan bahkan tulang-tulang hewan.
Farmakope Indonesia juga mencatat bahwa carbon adsorbens (arang jerap/arang aktif) adalah sisa destilasi destruktif dari beberapa bahan organik yang telah diberi perlakuan khusus untuk mempertinggi daya jerap.
Kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung dan tulang-tulang hewan ini tidak menimbulkan zat-zat kimia yang berbahaya, seperti methylcholantrene dan benzopyrine, zat-zat yang disebut sebagai zat carcinogenic (yang menyebabkan kanker) dalam proses pembakaran mereka. Arang kayu mengandung 90% karbon, sementara arang tulang hewan mengandung 11% karbon, 9% kalsium karbonat, dan 78% kalsium fosfat. Arang briket batu bara, roti yang terbakar, daging atau makanan yang terbakar bukanlah arang dan bisa berbahaya sebab bisa mengandung zat-zat penyebab kanker (carciongenic).
Komentar
Posting Komentar