Saya mau bagikan kesaksian dimana mukzizat terjadi bila kita berserah kepada Allah memohon kesembuhan dari-Nya, bila kita sudah sekuat tenaga berusaha menghindari penyakit melalui pola hidup sehat.
Hari selasa tgl 9 Mei '11 minggu lalu saya ditelp abang saya Pdt DR. R. Hutabarat, meminta saya malam itu segera ke Pekanbaru, Riau karena abang saya yang di Pekanbaru sudah sakit liver dan sudah ditolak RS di Pekanbaru, karena sudah tidak ada harapan. Kondisi tubuh yang sudah lemah, bila minum air, air itu tergenang dan naik sampai ke kerongkongan, tangan kaki tidak bisa digerakkan, nafas sudah sering berhenti, dokter menyatakan liver bengkak dan infeksi, singkatnya dokter melakukan sedot nanah. Setelah 5 hari dokter kembali harus melakukan penyedotan. Ketika akan disedot didapati Livernya membengkak dan membesar. Dokter mengatakan "kami bingung, kami tidak tahu ini penyakit apa, biasanya kalau kami sudah sedot dia mengecil". Dokter katakan menurut cirinya ini kanker ganas walau angka lab masih kecil, kami menyerah. Dan dengan hati hancur, bayangan kematian sudah selalu terbayang, abang kamipun dipersilahkan pulang karna dokter internist ternama di kota Pekanbaru pun sudah tidak sanggup. Saya segera berangkat ke Pekanbaru, dan menerapkan makanan tanpa minyak sama sekali, tidak makan segala produk hewani, tidak makan makanan kemasan. Makanannya di perlunak, Diperbanyak makan buah/jus, dan di tapal arang aktif setiap 3 jam tanpa henti, dan hydrotherapy saya lakukan dengan teknik-teknik yang tepat dan ketat, sementara melakukan terapi kami berdoa dalam hati. Setelah 3 hari terlihat ada ketenangan, kemudian setiap hari tampak kemajuan terus bertambah.
Hari ini genap 9 hari, abang kami sudah memiliki selera makan yang besar, sudah bisa jalan mondar mandir di rumah, mandi ke kamar mandi, sudah selalu mengayun- anaknya yang masih bayi di ayunan. Sekarang tinggal menunggu pemulihan yang lebih baik. Sekarang hari ini rabu, saya dalam perjalanan pulang ke Pekanbaru, dengan perasaan kekaguman sungguhlah benar bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Pdt. H. Hutabarat, Jakarta
Komentar
Posting Komentar